Memberitakan Kabar Baik dalam Bingkai Kemerdekaan
Pdt. Yaksih Nuban Timo
Syalom!
Diubah menjadi serupa dengan gambarNya. Ini pernyataan rasul Paulus sebagai penutup dari pasal yang kita baca hari ini. Pasal ini merupakan bagian dari surat kedua rasul Paulus kepada jemaat Kristus di kota Korintus. Kalimat diubah menjadi serupa dengan gambarNya ini dapat dikatakan sebagai kesimpulan dari 18 ayat dalam pasal ini, yakni sebuah kesimpulan untuk menegaskan bahwa mereka yang percaya kepada Kristus, dipercayakan suatu misi, yaitu untuk menunjukkan kemuliaan Kristus dalam kehidupan mereka. Artinya, di dalam iman kepada Kristus, orang-orang percaya itu tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, untuk melayani kehendak dan keinginannya sendiri, melainkan hidup untuk menyatakan kehendak Kristus dalam segala apa yang mereka jalani, kerjakan dan Imani agar dirasakan semua orang. Dan karena itu hidp mereka harus menjadi serupa dengan gambarNya, gambar Kristus.
Pertanyaan bagi kita dalam merenungkan pasal ini adalah apakah yang dimaksud dengan kalimat diubah menjadi serupa dengan gambarNya, yaitu gambar Kristus? Apakah yang harus dilakukan seseorang jika ia ingin diubah menjadi serupa dengan gambar Kristus? Di awal kita menyebutkan bahwa hal diubah menjadi serupa dengan gambarNya adalah sebuah pernyataan kesimpulan untuk pasal 3 ini. Sebagai sebuah kesimpulan, tentu saja apa yang dikatakan ini tidak datang secara tiba-tiba, melainkan sangat dipengaruhi oleh sesuatu hal yang dialami atau yang terjadi sebelumnya, yang mungkin berhubungan dengan rasul Paulus dan atau jemaat.
Memang kehadiran surat II Korintus ini bukan secara tiba-tiba atau kebetulan belaka. Surat II Korintus ini ditulis rasul Paulus untuk menyampaikan beberapa hal kepada jemaat Korintus, sebab sebelumnya sudah ada 1 surat, yakni surat yang pertama yang mereka terima dari Paulus. Kalau diperhatikan maka ada 3 hal yang hendak dijelaskan Paulus dalam surat 2 Korintus ini, yaitu pertama : perubahan rencana Paulus yang semula ingin datang ke kota Korintus lagi untuk bertemu dengan jemaat di sana (lih. Psl 1:12-2:11). Kedua: tentang beberapa nasehat mengenai apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan tugas dari Tuhan, yang sekarang ini disebut pelayanan dan ketiga, beberapa pendapat rasul Paulus tentang diri dan pelayanannya, yang mulai dipertanyakan oleh mereka yang memusuhi dirinya dan injil yang ia beritakan, yang mungkin juga sudah sampai ke jemaat Korintus.
Dari 3 hal ini, bacaan yang kita baca adalah bagian kedua, yang punya kaitan juga dengan bagian ketiga dari maksud penulisan surat 2 korintus ini. Pada bagian kedua ini, rasul Paulus mulai dengan memberikan pengajaran dan nasehat mengenai apa yang harus diperbuat oleh mereka yang akan melaksanakan tugas yang didapatkan dari Kristus. Bagi mereka yang Kristus percayakan misiNya, yaitu hidup untuk menyatakan kehendak Kristus dalam segala apa yang mereka jalani, kerjakan dan Imani agar dirasakan semua orang, maka orang itu harus menjadi serupa dengan gambarNya, yaitu gambar Kristus. Makna serupa dengan gambar Kristus ini Paulus gunakan untuk kembali mengingatkan orang percaya akan tujuan Tuhan menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan pada peristiwa penciptaan, seperti yang digambarkan dalam Kejadian 1:26-27.
Dalam peristiwa penciptaan manusia itu, Tuhan yang menciptakan manusia, menciptakannya dengan maksud agar kelak manusia bertanggung jawab untuk memelihara keberlangsungan ciptaan Tuhan di atas bumi. Penempatan Adam di taman Eden sebagaimana yang disebutkan dalam Kejadian 2:15 untuk memelihara dan mengusahakan taman itu adalah rujukannya. Artinya, manusia itu diciptakan bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk menjadi pemimpin bagi semua ciptaan bagi keberlanjutan ciptaan itu di muka bumi dan supaya kemuliaan Allah terpancar dalam setiap ciptaan. Karena itu makna diciptakan menurut gambar dan rupa Allah hendak mengatakan bahwa pertama manusia itu punya keistimewaan khusus untuk berelasi, berkomunikasi dengan Allah.
Untuk maksud itu, maka manusia yang Allah ciptakan itu dihembusi Allah dengan, yaitu Roh yang menghidupkan dan yang membuat manusia kenal siapa ciptaanNya. Maksud pertama dari segambar dan serupa dengan Allah itu, yakni berelasi, berkomunikasi dengan Allah akhirnya rusak ketika manusia jatuh dalam dosa. Manusia itu terusir dari taman Eden, tidak punya kuasa dan keberanian menatap dan berkomunikasi dengan Allah sebagaimana sebelum ia jatuh dalam dosa. Makna kedua adalah segambar dan serupa dengan Allah itu adalah bahwa dalam diri manusia Allah menaruh juga sifat-sifat dan kuasaNya pada manusia. Sifat-sifat itu adalah sifat yang baik sehingga manusia menghargai kemanusiaannya, dirinya dan sesamanya, yang sekarang kita sebut sebagai hidup beretika. Akan tetapi ketika manusia jatuh dalam dosa karena keinginannya, sifat-sifat itu menjadi pudar dan keinginan manusialah yang mulai nampak sehingga saling cari kambing hitam untuk suatu perbuatan salah dipraktekan, muncul cemburu yang berujung pada kekerasan dan pembunuhan.
Jadi serupa dengan gambar Kristus yang Paulus gunakan dalam nasehat ini berakar pada segambar dan serupa dengan Allah dalam peristiwa penciptaan manusia. Gambar Allah pada diri manusia itu telah rusak karena dosa yang menyebabkan dua makna gambar Allah pada manusia seperti yang kita lihat tadi menjadi pudar dalam diri manusia, dimana dengan pudarnya hal itu menyebabkan manusia dikuasai oleh keinginannya yang bertentangan dengan Allah dan yang menghasilkan dosa.
Dalam keadaan ini, waktu Paulus menggunakan kembali pernyataan serupa dengan gambar Kristus dalam surat ini, maka tujuan utamanya adalah agar jemaat Korintus sadar bahwa gambar Allah yang rusak dalam diri manusia karena dosa itu, oleh karya Kristus telah dipulihkan kembali.
Pemulihan itu membuat pada manusia itu ada gambar Kristus. Gambar Kristus itu ditaruh Kristus pada hati manusia (ayat 2) dan terulis dengan Roh bukan dengan tinta (ayat 3). Gambar Kristus yang dimaksudkan itu menyebabkan terjadinya perjanjian baru yang membuat manusia menerima kesempatan berelasi dengan Allah melalui Kristus, yang dalam injil Yesus sebutkan bahwa dimana 2-3 orang berkumpul dan minta apa saja padaNya, Dia ada dan mengabulkannya. Adanya gambar Kristus pada manusia itu menyebabkan sifat-sifat Allah yang dulu Allah taruh pada manusia dan pudar karena dosa, kini kembali nampak sehingga kalau manusia menggunakannya maksud dan misi yang Kristus taruh padanya, yaitu hidup untuk menyatakan kehendak Kristus dan segala apa yang mereka jalani, kerjakan dan Imani agar dirasakan semua orang dapat terjadi dalam hidupnya.
Untuk menyatakan sifat Allah itu, maka manusia itu tidak hidup untuk memuji dirinya sendiri, MPO (menarik perhatian orang) untuk diri sendiri, egois, bahitung-hitung dengan kerja karena mulai dengan cemburu pada orang lain dengan apa yang ada padanya.
Kalau dulu ketika belum terima Kristus dalam hidup, manusia punya gaya hidup dan melayani yang diarahkan menurut keinginan sendiri, maka sekarang karena sudah dipulihkan menjadi serupa dengan gambar Kristus, maka harus jadi pelayan-pelayan yang baru dengan meneladani Kristus dalam pelayanan dan kehidupannya.
Karena itu menjadi serupa dengan gambar Kristus yang Paulus sebutkan ini selain untuk mengingatkan jemaat Korintus tentang status dan kedudukan mereka karena telah menerima Kristus dalam hidup dan hati mereka sebagai perjanjian baru, tetapi juga menjadi sebuah perintah yang berifat wajib hukumnya untuk dilakukan dalam hidup karena ia berhubungan dengan misi yang harus mereka kerjakan dalam hidup dan pelayanan, yaitu hidup untuk menyatakan kehendak Kristus dan segala apa yang mereka jalani, kerjakan dan Imani agar dirasakan semua orang.
Misi ini kalau disingkat adalah memberitakan kebenaran Kristus dalam kehidupan. Karena itu, sekarang semua apa yang orang percaya kerjakan dan katakan itu juga merupakan cara orang percaya tunjukkan dan saksikan kepada dunia bahwa mereka adalah orang-orang yang serupa dengan gambar Kristus, yang wujudnya adalah dengan memiliki sifat bukan memuji dirinya sendiri, MPO (menarik perhatian orang) untuk diri sendiri, egois, bahitung-hitung dengan kerja karena mulai dengan cemburu pada orang lain dengan apa yang ada padanya.
Serupa dengan gambar Kristus itu juga diwujudkan dalam ketaatan anak pada orang tua, seperti Kristus sebagai Anak taat pada BapaNya. Serupa dengan gambar Kristus itu juga berarti bertanggung jawab mengerjakan apa yang diberikan kepadanya sampai selesai bukan menurut kehendaknya tetapi sesuai aturan dan kehendak Allah seperti Kristus juga menyelesaikan tugasnya sesuai kehendak BapaNya. Menjadi serupa dengan gambar Kristus itu juga berarti mengekang segala keinginan yang muncul dalam diri yang berpotensi membuat misi Tuhan dalam diri tidak terjadi, sehingga misi itu bisa terjadi yaitu hidup untuk menyatakan kehendak Kristus dan segala apa yang mereka jalani, kerjakan dan Imani agar dirasakan semua orang dapat terjadi dalam hidupnya. Bukankah itu yang Kristus praktekkan saat Ia bergumul dengan penderitaanNya di Getsemani dalam kalimat “tetapi biarlah kehendakMu yang jadi”? Menjadi serupa dengan gambar Kristus itu juga berarti mau merubah gaya hidup, kerja dan pelayanan menjadi gaya hidup, kerja dan pelayanan yang baru seperti yang Paulus sebutkan dalam bacaan ini, pelayan-pelayan baru (ayat 6).
Pertanyaannya adalah bagaimana membuat diri dan hidup untuk Menjadi serupa dengan gambar Kristus itu? Karena menjadi serupa dengan gambar Kristus itu berarti meneladani Kristus, maka jawaban atas pertanyaan tadi adalah meneladani Kristus dalam menjalani hidupnya. Teladan seperti apakah itu?
Dari injil kita belajar bahwa teladan itu terpolakan dalam model kehidupan Kristus yang Ora-Labora-Ora. Apa maksudnya? Kalau kita perhatikan kristus selama hidup memulai kehidupanNya tiap hari dengan doa. Markus 1:35 bilang waktu hari masih gelap Ia pergi ke tempat sunyi untuk berdoa. Doa itu adalah cara Ia bangun relasi dan berkomunikasi dengan BapaNya. Mengucap syukur untuk apa yang Ia terima dari Bapa dan mengundang Bapa menyertai dan menuntunNya dalam menjalani hidup hari itu. Teladan doa yang Yesus tunjukkan bukan seperti para Farisi, berdoa untuk MPO, berdoa untuk membenarkan diri dan mempersalahkan orang lain, tetapi berdoa sebagai cara membangun relasi khusus dengan Tuhan, secara pribadi, bukan di tempat umum tetapi tersembunyi.
Setelah itu, sebelum memulai pekerjaan, pelayanan dan kehidupan di hari itu, tempat pertama yang Ia datangi adalah rumah ibadah. Beribadah bersama dan membaca firman Tuhan dalam persekutuan.
Apa tujuannya? Tujuannya adalah supaya Ia belajar dari kehendak Tuhan dalam firmanNya di kitab suci. Supaya ia dapat petunjuk apa yang harus dibuatNya dalam pendalaman firman Tuhan bersama orang dalam persekutuan itu. Supaya Ia juga belajar sifat-sifat Bapa dalam firman itu sehingga itu bisa dipraktekkanNya dalam kehidupan dan pelayananNya hari itu.
Atas dasar apa yang Ia dengar, baca dan pelajari dalam pembacaan kitab suci, maka waktu Ia bekerja, melayani dan menjalani hidup, hal-hal itulah yang Ia tunjukkan dan lakukan, dimana waktu menjalani hidup dan kerja serta pelayanan, Dia melakukannya bukan untuk memuji dirinya sendiri, MPO (menarik perhatian orang) untuk diri sendiri, egois, bahitung-hitung dengan kerja karena mulai dengan cemburu pada orang lain dengan apa yang ada padanya. Dia juga tidak menjadikan diriNya untuk menjalankan kepercayaan Bapa kepadaNya untuk secara mandiri melaksanakan pelayanan secara merdeka menurut kehendakNya, tetapi selalu kekang diri untuk bekerja secara bertanggung jawab ikut kehendak BapaNya dan bukan keinginan diriNya sendiri. Kemudian di penghujung hari sebelum beristirahat, kembali Ia pergi ke tempat sunyi untuk berdoa (Matius 14:23), mengucap syukur atas penyertaan Bapa dan memohon penyertaan Bapa untuk istirahat malamNya.
Karena itu hidup menjadi serupa dengan gambar Kristus adalah hidup meneladani Kristus dalam pola Ora-Labora-Ora. Sebuah pola yang bisa kita buat sebagai gaya hidup, kerja dan pelayanan yang baru yang bisa kita buat sekarang. Pola ora-labora-ora adalah pola yang dapat menjadi mesin penggerak bagi kita untuk hadir dalam kehidupan bersama sebagai sesama anak bangsa di negeri kita untuk memberitakan kabar baik sebagai cara kita mengisi dan berkontribusi positif untuk memberi dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
Mengapa? Sebab hidup dengan pola ora-labora-ora ini adalah sebuah kehidupan untuk menjalankan misi yang kita terima dari Kristus, yaitu hidup untuk menyatakan kehendak Kristus dan segala apa yang kita jalani, kerjakan dan Imani agar dapat terjadi dan dirasakan semua orang dalam hidup.
Teruslah menjadi serupa dengan gambar Kristus.
Tuhan menolong kita.
